Walaupun Presiden Suriah, Bashar Al Assad, saat ini menjadi target sanksi ekonomi Amerika Serikat, popularitasnya naik dan menjadi primadona media-media Suriah baik yang pro maupun kontra.

Berikut beberapa penyebabnya dihimpun dari berbagai media:

1. Terima atau tidak terima Bashar Al Assad saat ini adalah pemenang konflik Suriah, walau hanya menguasai sekitar 65 persen wilayah, dibandingkan 15 persen di tahun 2015.

2. Sebagaimana Iran yang mengambil keuntungan besar dari perang Teluk I & II, yang mengusir Partai Baath dan Saddam Husein dari kekuasaan, di Suriah Bashar Al Assad mendapat keuntungan besar dari perang AS dan sekutu melawan ISIS yang uniknya adalah buatan AS sendiri.

3. Bashar Al Assad dinilai mampu menetralisir kekuatan Rusia sehingga dominasi Moskow tidak terlalu kelihatan karena diimbangi oleh kekuatan Iran yang sudah terlebih dahulu membantu.

4. Di sisi yang lain, Assad juga bisa menetralisir kekuatan Iran. Padahal Tehran sudah menghabiskan 30 miliar dolar AS untuk mengirimkan milisi pasukan ke Suriah. Sementara Rusia dilaporkan hanya mencatat utang 2 miliar dolar AS yang harus dibayar rejim.

5. Bagi-bagi tugas antara Assad dan adiknya Maher Al Assad cukup menarik media dan pengamat. Bashar Al Assad sebagai front atau presiden yang kelihatan sementara Maher sebagai presiden bayangan dengan kekuatan Divisi Keempat dan kerajaan bisnisnya.

6. Bashar Al Assad semakin terkenal justru karena kebijakan AS yang blunder dan sanksi-sanksinya. Salah satunya adalah perubahan kebijakan AS dari awalnya ingin melengserkan menjadi hanya menegur. 

Perubahan kebijakan AS ini berkaitan dengan renggangnya hubungan AS dan Turki, dimulai dari kudeta yang gagal ke Erdogan, pembelian S-400, pembatalan F-35, kedekatan AS dengan YPG/SDF yang dianggap Turki sebagai organisasi teroris dan lain sebagainya.

7. Assad juga dinilai berani mengambil kebijakan aneh seperti mengakui pemberontak LNA sebagai pemerintahan yang sah di Libya dan memberikan kedutaan Libya ke pemberontak juga termasuk mengakui Abkhazia dan South Ossetia sebagai negara merdeka.

8. Di mata dunia, Assad dinilai sebagai pihak yang bertanggung jawab atas kehancuran Suriah dan jumlah korban yang banyak, namun media Suriah juga ingin menjelaskan bahwa pemberontak juga harus bertanggung jawab.

9. Assad masih relatif muda dibandingkan pimpinan oposisi, baik SG di Idlib, ISIS dan NES sehingga disukai media. 

Dan sejumlah alasan lainnya.