Sebuah dialog antar Kurdi digagas belakangan ini untuk menyatukan visi dan misi sesama kau Kurdi Suriah dalan melihat masa depan.

Uniknya dialog tersebut dilakukan antara parpol dan tokoh Kurdi yang berada di semua pemerintahan di Suriah, baik yang menjadi bagian dari pemerintahan Bashar Al Assad, pemerintahan sementara Suriah (SIG) yang juga mencakup Koalisi Suriah, pemerintahan penyelamat (SG) dan tentunya pemerintahan otonomi Timur Suriah (NES).

Semua pemerintahan ini tidak saling mengakui satu sama lainnya sehingga posisi tokoh dan parpol Kurdi menjadi vital untuk menyatukan dan membantu mencari solusi Suriah.

Tidak dijelaskan apakah perwakilan kalangan Kurdi di ISIS turut serta dalam dialog tersebut atau tidak, mengingat sebagian besar wilayah NES dan Timur Suriah pernah beberapa tahun yang lalu dikuasai dalam pemerintahan yang berpusat di Raqqah.

Beberapa analisis menyatakan bahwa Turki akan menjadi pihak yang tidak diuntungkan dalam dialog ini.

Ini artinya, posisi Assad dan Amerika Serikat serta kebijakannya menjadi hal yang diutamakan.

Turki yang mendukung SIG juga mempunyai pasukan Kurdi dan ikut membebaskan wilayah utara Suriah dari tangan SDF pasukan resmi NES tapi dikuasai oleh YPG cabang Suriah PKK Turki yang dianggap kelompok teroris.

Selain Kurdi terdapat juga etnik Turkmen yang bergabung dengan hampir semua faksi termasuk pemerintah.

Beberapa jenderal di angkatan bersenjata Suriah bahkan adalah orang Turkmen.

Sementara itu posisi orang Turkmen yang menonjol terdapat di SIG karena presidennya adalah orang Turkmen sementara presiden Koalisi Suriah kini dipegang Nasser Al Hariri.

Dari segi agama, semua pihak juga mempunyai komposisi Kristen, Syiah, Sunni dan lain sebagainya.

Pemerintahan Suriah mempunyai jenderal dan tokoh Kristen begitu juga di SIG dan di NES bahkan menjadi juru bicara militer. Walaupun semuanya bisa saja tetap mempunyai latar belakang berbeda, misalnya antara Kristen Arab dan Kristen Non- Arab.

Sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa semua pihak minoritas di Suriah yang tergabung dengan pihak yang berbeda dapat melakukan komunikasi dengan baik satu sama lainnya.

Sementara orang Arab tidak bisa secara langsung. Misalnya Assad menjalin hubungan dengan SG belakangan di Idlib untuk mengimbangi pengaruh SIG. 

Sementata SIG tidak bisa menjadi komunikasi dengan Arab di SDF kecuali di bagian selatan Pangkalan Militer Al Tanf yang berkoordinasi dengan SDF melawan ISIS dan Iran.

Sementara Assad dan SIG tidak daoat menjalin hubungan komunikasi kecualindi meja perundingan seperti Sochi dan diwakilakn kepada penghubung masing-masing, dalam hal ini, Turki, Rusia dan Iran.

Walau begitu ada faksi militer Korps Kelima di Daraa yang mempunyai jalur komunikasi dengan SIF karena keduanya sebelumnya bagian dari FSA.