Perang drone antara pasukan Bashar Al Assad dan pihak oposisi sudah berlangsung sejak lama.

Namun, belakangan semakin intensif karena empat pemerintahan lebih menggunakan sering menggunakan drone untuk akurasi artileri maupun untuk pengawasan.

Drone rejim Bashar Al Assad kelihatan lebih kuat karena selain buatan dalam negeri, militer Assad juga dibantu drone Rusia dan Iran. Sesekali drone Irak juga menyelinap ke Suriah menarget ISIS.

Sementara itu militer daerah otonomi NES yang disebut SDF, gabungan Kurdi dan Arab, juga mengoperasikan drone dalam skala saat mengusir ISIS dari Suriah.

Walau SDF mendapat dukungan dari drone Amerika Serikat, namun mereka juga menggunakan versi mereka khususnya melawan pasukan SNA, militer pemerintahan interim Suriah (SIG) yang didukung Turki.

Pasukan SNA dalam beberapa kesempatan berhasil menjatuhkan drone SDF. Wilayah SIG yang sebelumnya direbut dari SDF menjadi target utama drone tersebut termasuk pemboman oleh SDF yang menewaskan beberapa warga sipil.

Sementara itu, Rusia juga menuduh SNA dan militer pemerintahan penyelamat Suriah (SG) juga mengoperasikan drone. Walaupun desainnya lebih buruk dari produksi Turki namun cukup bisa jauh menjangkau wilayah rejim.